Wednesday, May 1, 2013

4 Prinsip Memperluas Pengaruh


Perkembangan teknologi yang begitu pesat memaksa organisasi-organisasi untuk beradaptasi. Arus informasi dan gaya kepemimpinan dalam organisasi pun harus ikut berubah, mengikuti tuntutan lingkungan yang terus berubah. Topik ini demikian menarik sehingga Boris Groysberg, pakar organisasi dari Harvard, dan jurnalis senior Michael Slind mengulasnya dalam buku berjudul Talk, Inc.: How Trusted Leaders Use Conversation to Power Their Organizations. Isi buku tersebut, yang menekankan tentang perlunya suatu hubungan dalam kepemimpinan, juga dibahas dalam Majalah Harvard Business Review edisi Juni 2012.

Buku itu disusun berdasarkan riset para penulisnya selama 2 tahun. Dalam riset tersebut, mereka mewawancarai 150 orang di lebih dari 100 organisasi, baik profit maupun nonprofit. Singkat kata, hasil riset ini menarik kesimpulan tentang adanya empat prinsip dalam membangun suatu hubungan, terkait dengan penyebaran pengaruh dan kepemimpinan seseorang. Keempat prinsip tersebut adalah Intimacy, Interactivity, Inclusion, dan Intentionality.

1. Intimacy
Intimacy atau keintiman dibangun dengan menanam trust (rasa percaya) dalam hubungan yang personal. Salah satu sifat yang membangun rasa percaya, menurut Groysberg dan Slind, adalah kemampuan saling mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain.

2. Interactivity
Interactivity atau interaktivitas diciptakan dengan mendorong komunikasi dua arah yang sifatnya dialogis. Komunikasi antardepartemen, antarhierarki, dan antarfungsi harus bersifat dua arah.

3. Inclusion
Inclusion atau inklusi dilakukan dengan mengembangkan karyawan, bukan hanya sebagai pekerja dalam organisasi, tetapi juga sebagai duta dari organisasi. Inklusi ini bisa diterapkan dengan mendorong karyawan menjadi story teller, thought leader, atau brand ambassador dari organisasi.

4. Intentionality
Intentionality atau intensionalitas adalah hubungan yang mempunyai tujuan. Keintiman, interaktivitas, dan inklusivitas harus dibangun untuk mengejar tujuan organisasi.

Keempat prinsip itu merupakan garis besar dari apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin agar pengaruhnya semakin kuat di era yang penuh perubahan ini. Groysberg dan Slind menekankan agar para pemimpin membangun hubungan yang lekat dengan internal organisasi, demia tercapainya organisasi yang semakin efektif.

Selain keempat prinsip tadi, Groysberg dan Slind juga mencatat adanya lima tren perubahan yang yang mempengaruhi organisasi. Kelima tren itu sebagai berikut:

1. Economic change
Industri jasa mulai lebih signifikan dibandingkan industri manufaktur, dan kebutuhan akan knowledge workermenjadi semakin tinggi. Hal ini mendorong adanya tuntutan akan adanya arus informasi yang lebih lancar di dalam organisasi.

2. Organizational change
Organisasi menjadi lebih lean (ramping) dan karyawan-karyawan menjadi penting dalam memberikan nilai tambah kepada pelanggan.

3. Global change
Dunia kerja menjadi semakin tersebar secara global. Tim-tim dalam organisasi bisa saja berada pada lokasi yang saling berjauhan. Komunikasi dalam internal organisasi pun bisa menjadi lebih kompleks.

4. Generational change
Generasi muda masuk ke dunia kerja dengan karakter dan pola komunikasi yang berbeda dengan generasi yang berada di atasnya.

5. Technological change
Terdapat banyak pilihan berkomunikasi lewat teknologi. Organisasi saat ini bisa menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia.

Berbagai perubahan ini menuntut adanya pola komunikasi yang lebih menekankan pada hubungan. Dan, seperti yang diungkapkan Boris Greysberg dan Michael Slind dalam buku mereka, kepemimpinan hanyalah fungsi dari hubungan.

1 comment:

  1. http://leadershipqb.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8180:memperluas-pengaruh-kepemimpinan-lewat-hubungan&catid=39%:betti-content&Itemid=30

    ReplyDelete